Pertemuan
1 Tugas Portofolio
A. Pendahuluan
1.
Definisi Ilmu Sosial Dasar adalah
pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk melengkapi gejala gejala social agar gaya tanggap ,persepsi, dan
penalaran kita dalam menghadapi lingkungan sosial.
drajat45freeman.wordpress.com-
2.
Tujuan Mempelajari Ilmu Sosial Dasar yaitu kita dapat mengetahui berbagai
konsep dari ilmu dasar social tersebut dan memahami landasan teori pada ilmu
social.
3.
Ilmu pengetahuan dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya.
4.
Perbedaan ISD dan IPS
_
Perbedaan nya yaitu apabila saat kuliah kita mendapatkan pelajaran ilmu dasar
sosial sedangkan saat sekolah
kita hanya mempelajari ilmu pengetahuan sosial itu sendiri.
5.
Persamaan ISD dan IPS
_
Persamaan nya yaitu ISD dan IPS menyangkut tentang lingkungan sosial yang dari
kenyataan sosial sampai masalah dalam sosial.
6.
Ruang Lingkup
Ilmu
Sosial Dasar meliputi dua kelompok utama yaitu, studi manusia dan masyarakat
dan studi lembaga – lembaga sosial. Yang terutama terdiri dari psikologi,
sosiologi, dan antropologi, sedangkan yang lainnya terdiri dari ekonomi dan
politik.
Materi
Ilmu Sosial Dasar terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah
masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengindentifikasi
kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu.
Sehingga dengan demikian bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan atas tiga
golongan yaitu,
1.
Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para
ahli ilmu-ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu
atau sudut pandangannya. Dalam Ilmu Sosial Dasar kita menggunakan pendekatan
interdisiplin/multidisiplin.
2.
Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan¬kenyataan
sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan
untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan
sosial.Sebagai contoh dari konsep dasar semacam itu misalnya konsep
“keanekaragaman” dan kosep “Kesatuan sosial”.
3.
Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam
berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling
berkaitan.
B. Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan
1. Perkembangan
Penduduk Dunia Dengan Menggunakan Tabel
Perkembangan
Penduduk Dunia Menggunakan Tabel. Kita bisa lihat tabel dibawah ini yang saya ambil
contoh dari tahun – tahun sebelumnya Perkembangan Penduduk Dunia pada tahun
1950 sampai 2008.
China
|
562,579,779
|
China
|
1,333,207,572
|
|||||||
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
|||||||
Russia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
|||||||
Japan
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
|||||||
Brazil
|
197,254,181
|
|||||||||
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
|||||||
Populasi
tahun 1950
|
Populasi
tahun 2008
|
|||||||||
Bisa kita lihat rata - rata setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x
lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu
berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya
Faktor –
faktor Demografi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk di dunia ini makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan
yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.
Dengan begitu, maka bertambahlah sistem matapencaharian hidup menjadi lebih
kompleks.
Secara
umum ada tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di
antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran
(Fertilitas)
Kelahiran
adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan
hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata
dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran
fertilitas:
a. Pengukuran
fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran
fertilitas tahunan adalah:
- Tingkat
fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
- Tingkat
fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup
per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun
tertentu.
- Tingkat
fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah perhitungan
tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
- Tingkat
ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility
rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh
wanita pada umur dan tahun tertentu.
b. Pengukuran
fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan
oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun
ukurannya adalah:
- Tingkat
fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah
tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan
tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode
waktu tertentu.
- Gross
reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000
perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan
yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
2. Kematian
(mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian
umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun,
hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat
950 kematian per-tahun.
3. Perpindahan
(migrasi)
Migrasi
adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk mencari sumber cadangan
makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena
datangnya musim dingin atau kerana over populasi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertalitas penduduk:
1. Faktor
demografi, antara lain adalah:
a Struktur
umur
b. Struktur
perkawinan
c. Umur
kawin pertama
d. Paritas
e. Disrupsi
perkawinan
f. Proporsi
yang kawin
2. Faktor non demografi,
antara lain adalah:
a. Keadaan
ekonomi penduduk
b. Perbaikan
status perempuan
c. Tingkat
pendidikan
d. Urbanisasi
dan industrialisasi.
2. Faktor-Faktor Demografi Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Penduduk
. Seperti yang sering kita temui sekarang banyak sekali angkutan
kota yang ramai sehingga kita susah untuk mendapatkan kendaraan umum. contoh
seperti di stasiun , terminal , bandara , pelabuhan dimana-mana ramai. tanpa
kita sadari itu disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang begitu cepat,
sehingga terjadi penumpukan penumpang di setiap angkutan umum. ada 3 faktor
utama penyebab pertumbuhan penduduk begitu cepat yaitu :
A. kelahiran (fertilitas)
1. Pengukuran Fertilitas Tahunan adalah
pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk
yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Adapun ukuran –
ukuran fertilitas tahunan adalah :
a. Tingkat Fertilitas
Kasar (Crude Birth Rate adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu tiap 1000 penduduk.
b. Tingkat Fertilitas
Umum (General Fertility Rate ) adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita
usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu.
c. Tingkat Fertilitas
Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate ) adalah perhitungan tingkat
fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
d. Tingkat Fertilitas
Menurut Urutan Kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rates Rates) adalah
perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada
umur dan tahun tertentu.
2. Pengukuran Fertilitas
Kumulatif adalah pengukuran jumlah rata rata-rata anak yang dilahirkan oleh
seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukuran – ukuran
fertilitas kumulatif adalah :
a. Tingkat Fertilitas Total (TFR) adalah
jumlah kelahiran hidup laki laki-laki & wanita tiap 1000 penduduk yang
hidup hingga akhir masa reproduksinya dg dg catatan :
<> tidak ada seorang perempuan yg
meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
<> tingkat fertilitas menurut umur tdk
berubah pd periode waktu tertentu.
b. Gross Reproduction
Rates (GRR) adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan
sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada seorang perempuan yg
meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
c. Net Reproduction
Rates (NRR) adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis dari
1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para (pr) itu sebelum
mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya fertilitas penduduk :
1. Faktor Demografi, antara lain :
<> Struktur umur
<> Struktur perkawinan
<> Umur kawin pertama
<> Paritas
<> Disrupsi perkawinan
<> Proporsi yang kawin
2. Faktor Non Demografi, antara lain :
<> Keadaan ekonomi penduduk
<> Tingkat pendidikan
<> Perbaikan status perempuan
<> Urbanisasi dan industrialisasi
B. Kematian (mortalitas)
Berikut sedikit penjelasan mengenai
pengukuran mortalitas :
1. Crude Death Rate
(CDR) adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada
pertengahan tahun.
2. Age Specific Death
Rate (ASDR) adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan
klasifikasi umur tertentu.
3. Infant Mortality
Rate (IMR) adalah tingkat kematian bayi
Karakter kelompok
penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :
1. Antara penduduk
daerah pedesaan dan daerah perkotaan
2. Penduduk dengan
lapangan pekerjaan yang berbeda
3. Penduduk dengan
perbedaan pendapatan
4. Perbedaan jenis
kelamin
5. Penduduk dengan
perbedaan status kawin
C. Perpindahan (migrasi)
Faktor terakhir yang
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah adalah Perpindahan
(Migrasi) atau Mobilitas Penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.
<> Faktor – faktor yang mempengaruhi
migrasi :
1. Faktor individu
2. Faktor yang terdapat di daerah asal
3. Faktor yang terdapat di daerah tujuan
4. Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
<> Daya tarik dan
daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :
1. Kekuatan Sentripetal
adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya
:
1. Terikat tanah warisan
2. Menunggu orang tua yang sudah lanjut
3. Kegotong royongan yang baik
4. Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka
2. Kekuatan
Sentrifugal adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah
asal, misalnya :
1. Terbatasnya pasaran kerja
2. Terbatasnya fasilitas pendidikan.
faktor lain yang mempengaruhi cepatnya
pertumbuhan penduduk di indonesia adalah keyakinan masyarakat yaitu bahwa
banyak anak , banyak rezeki. “Anak itu rejeki, itu betul. Tapi di satu sisi
lain, anak itu juga amanah, tanggung jawab. Jadi kalau kita tidak bisa mendidik
dengan baik, itu suatu kesalahan besar bagi orang tua,”
Jadi jumlah yang lahir
jauh lebih banyak dari yang meninggal. Akibatnya, angka pertumbuhan penduduk
meningkat dengan cepat. Peledakan penduduk ini dapat mengacaukan pembangunan
ekonomi dan mengganggu kesejahteraan keluarga. Pendapatan masih rendah,
sementara banyak anak yang harus diurus. Kualitas anak tidak terjamin sehingga
sulit keluar dari perangkap kemiskinan.
faktor lain berikutnya
adalah :
Karena gagalnya pemerintah dalam menkampanyekan
KB (keluarga berencana) Kendala program KB adalah otonomi daerah yang
mengakibatkan keterputusan koordinasi dan implementasi program secara luas.
Tidak semua daerah mempunyai struktur yang khusus mengurusi KB. Di tengah
perubahan itu fungsi petugas penyuluh lapangan KB (PLKB) juga tergerus karena
kurang dukungan. Padahal PLKB penting untuk mengedukasi dan memberikan
konseling sehingga masyarakat dapat merencanakan keluarga dengan baik dan
rasional.
masalah sosial akibat kepadatan
penduduk :
1. terjadinya kerawanan sosial.
2. lunturnya nilai-nilai sosial.
3. kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
4. timbulnya masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan,
kesehatan.
masalah lingkungan
fisik akibat kepadatan penduduk :
1. kerusakan hutan.
2. terjadinya pencemaran lingkungan.
3. kekeringan pada musim kemarau.
4. semakin sempitnya lahan pertanian,
5. timbulnya banjir pada musim penghujan.
sumber :
Tim Abdi Guru (PENERBIT
ERLANGGA)
Drs.Hasan Budi Sulistyo
Bambang Suprobo,
M.Pd.
3. Rumus kematian kasar dan Rumus kematian
khusus
A.Rumus
Tingkat Kematian Kasar : Rumusnya
adalah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
B.Rumus
Tingkat Kematian Khusus : Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi
dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan
dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
4. Pengertian Migrasi adalah perpindahan
organism antara satu bioma ke bioma lain untuk mencari suatu sumber cadangan
makanan .
5. Proses Migrasi
Sejarah
migrasi Indonesia hanya dapat dijelaskan dengan memahami sejarah perkembangan
masyarakat secara ekonomi politik. Hal ini mengingat praktek migrasi yang telah
dimulai sejak ribuan tahun lalu di sebuah negeri kepulauan besar yang disebut
Nusantara (sekarang Indonesia) tidak terlepas dan menjadi bagian dari
perkembangan masyarakat. Sama pentingnya dengan upaya untuk memahami
dasar-dasar obyektif (nyata) yang menjadi latar belakang dan motif pokok
terjadinya migrasi di samping aspek lain yang sifatnya sekunder. Seperti
misalnya migrasi awal dalam sejarah Indonesia ditandai dengan kedatangan suku
bangsa asing yang membawa dan memperkenalkan sebuah sistem ekonomi baru yang
didasarkan pada hubungan kepemilikan budak. Dan inilah satu masa yang menjadi
titik mula diawalinya praktek penindasan satu klas terhadap klas yang lain, di
mana satu suku bangsa menjadi klas tuan budak, dan kelas yang lain dipaksa
menjadi budak. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan sejarah Migrasi di
Indonesia menjadi 3 (Tiga) macam masa/periode:
1. Masa
Pra Kolonial
2. Masa Kolonial
3. Masa Paskah colonial/sekarang
2. Masa Kolonial
3. Masa Paskah colonial/sekarang
>>
Masa Pra Kolonial
Sejarah Indonesia sebelum masuknya kolonialisme asing terutama Eropa, adalah sejarah migrasi yang memiliki karakter atau sifat utama berupa perang dan penaklukan satu suku bangsa atau bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa lainnya. Pada periode yang kita kenal sebagai zaman pra sejarah, maka dapat diketemukan bahwa wilayah yang saat ini kita sebut sebagai Indonesia, telah menjadi tujuan migrasi suku bangsa yang berasal dari wilayah lain. 2000 atau 3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn Kmer dari daratan Tiongkok bermigrasi di Indonesia karena terdesaknya posisi mereka akibat berkecamuknya perang antar suku.
Sejarah Indonesia sebelum masuknya kolonialisme asing terutama Eropa, adalah sejarah migrasi yang memiliki karakter atau sifat utama berupa perang dan penaklukan satu suku bangsa atau bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa lainnya. Pada periode yang kita kenal sebagai zaman pra sejarah, maka dapat diketemukan bahwa wilayah yang saat ini kita sebut sebagai Indonesia, telah menjadi tujuan migrasi suku bangsa yang berasal dari wilayah lain. 2000 atau 3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn Kmer dari daratan Tiongkok bermigrasi di Indonesia karena terdesaknya posisi mereka akibat berkecamuknya perang antar suku.
Kedatangan
mereka dalam rangka mendapatkan wilayah baru, dan hal tersebut berarti mereka
harus menaklukan suku bangsa lain yang telah berdiam lebih dulu di Indonesia.
Karena mereka memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi berupa alat kerja
dan perkakas produksi serta perang yang lebih maju, maka upaya penaklukan
berjalan dengan lancar. Selain menguasai wilayah baru, mereka juga menjadikan
suku bangsa yang dikalahkanya sebagai budak. Pada perkembangannya,
bangsa-bangsa lain yang lebih maju peradabannya, datang ke Indonesia, mula-mula
sebagai tempat persinggahan dalam perjalanan dagang mereka, dan kemudian
berkembang menjadi upaya yang lebih terorganisasi untuk penguasaan wilayah,
hasil bumi maupun jalur perdagangan. Seperti misalnya kedatangan suku bangsa
Dravida dari daratan India -yang sedang mengalami puncak kejayaan masa perbudakan
di negeri asalnya- , berhasil mendirikan kekuasaan di beberapa tempat seperti
Sumatra dan Kalimantan.
Mereka
memperkenalkan pengorganisasian kekuasaan dan politik secara lebih terpusat
dalam bentuk berdirinya kerajaan kerajaan Hindu dan Budha. Berdirinya
kerajaan-kerajaan tersebut juga menandai zaman keemasan dari masa kepemilikan
budak di Nusantara yang puncaknya terjadi pada periode kekuasaan kerajaan
Majapahit. Seiring dengan perkembangan perdagangan, maka juga terjadi emigrasi
dari para saudagar dan pedagang dari daratan Arab yang kemudian mendirikan
kerajaan-kerajaan Islam baru di daerah pesisir pantai untuk melakukan
penguasaan atas bandar-bandar perdagangan. Berdirinya kerajaan Islam telah
mendesak kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha ke daerah pedalaman, dan mulai
memperkenalkan sistem bercocok tanam atau pertanian yang lebih maju dari
sebelumnya berupa pembangunan irigasi dan perbaikan teknik pertanian, menandai
mulai berkembangnya zaman feudalisme. Pendatang dari Cina juga banyak
berdatangan terutama dengan maksud mengembangkan perdagangan seperti misalnya
ekspedisi kapal dagang Cina di bawah pimpinan Laksamana Ceng Hong yang mendarat
di Semarang. Pada masa ini juga sudah berlangsung migrasi orang-orang Jawa ke
semenanjung Malaya yang singgah di Malaysia dan Singapura untuk bekerja
sementara waktu guna mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan perjalanan ke
Mekah dalam rangka ziarah agama. Demikian juga orang-orang di pulau Sangir
Talaud yang bermigrasi ke Mindano (Pilipina Selatan) karena letaknya yang
sangat dekat secara geografis.
Dari
catatan sejarah yang sangat ringkas tersebut, maka kita dapat menemukan
beberapa ciri dari gerakan migrasi awal yang berlangsung di masa-masa tersebut.
Pertama, wilayah Nusantara menjadi tujuan migrasi besar-besaran dari berbagai
suku bangsa lain di luar wilayah nusantara. Sekalipun pada saat itu belum
dikenal batas-batas negara, tetapi sudah terdapat migrasi yang bersifat
internasional mengingat suku-suku bangsa pendatang berasal dari daerah yang
sangat jauh letaknya. Kedua, motif atau alasan terjadinya migrasi pertama-tama
adalah ekonomi (pencarian wilayah baru untuk tinggal dan hidup, penguasaan
sumber-sumber ekonomi dan jalur perdagangan) dan realisasi hal tersebut
menuntut adanya kekuasaan politik dan penyebaran kebudayaan pendukung. Ketiga,
proses migrasi tersebut ditandai dengan berlangsungnya perang dan penaklukan,
cara-cara yang paling vulgar dalam sejarah umat manusia. Keempat, migrasi juga
telah mendorong perkembangan sistem yang lebih maju dari masa sebelumnya
seperti pengenalan organisasi kekuasaan yang menjadi cikal bakal negara (state)
dan juga sistem pertanian.
>>
MASA KOLONIAL
Kedatangan kolonialisme asing khususnya Belanda telah membawa beberapa perubahan dalam sendi feodalisme, namun tidak menghancurkannya secara keseluruhan, tetapi justru menjadikannya basis atau dasar susunan ekonomi kolonial. Kolonialisme bekerjasama dengan kekuatan feodal lokal menjalankan penindasan yang paling keji dan vulgar terhadap rakyat Indonesia, dan pada masa tersebut kebijakan dan praktek migrasi benar-benar sepenuhnya melayani kepentingan ekonomi politik penguasa kolonial. Pada masa itu, orang Jawa menjadi sasaran utama dari kebijakan migrasi kolonialisme Belanda. Setelah berakhirnya perang Jawa (1825-1830), pemerintah kolonial Belanda berkepentingan untuk membuka sumber-sumber ekonomi di luar Jawa, termasuk dalam rangka mengembangkan kekuasaannya secara lebih besar di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan untuk mengantisipasi persaingan dengan negara-negara kolonial lainnya.
Kedatangan kolonialisme asing khususnya Belanda telah membawa beberapa perubahan dalam sendi feodalisme, namun tidak menghancurkannya secara keseluruhan, tetapi justru menjadikannya basis atau dasar susunan ekonomi kolonial. Kolonialisme bekerjasama dengan kekuatan feodal lokal menjalankan penindasan yang paling keji dan vulgar terhadap rakyat Indonesia, dan pada masa tersebut kebijakan dan praktek migrasi benar-benar sepenuhnya melayani kepentingan ekonomi politik penguasa kolonial. Pada masa itu, orang Jawa menjadi sasaran utama dari kebijakan migrasi kolonialisme Belanda. Setelah berakhirnya perang Jawa (1825-1830), pemerintah kolonial Belanda berkepentingan untuk membuka sumber-sumber ekonomi di luar Jawa, termasuk dalam rangka mengembangkan kekuasaannya secara lebih besar di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan untuk mengantisipasi persaingan dengan negara-negara kolonial lainnya.
Atas
dasar itulah, maka orang Jawa banyak dikirim ke luar Jawa untuk diperkerjakan
di tempat-tempat yang kaya dengan sumber alam. Pada kurun waktu yang hampir
sama, orang Jawa dan Sumatra juga semakin banyak yang migrasi ke Semenanjung
Malaya (sekarang Malaysia dan Singapura) mengingat kolonialisme Inggris yang
berkuasa memang sengaja membuka selebar-lebarnya arus migrasi dari Sumatra dan
Jawa, pertama-tama untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja sebagai
akibat masih sedkitnya populasi manusia di kedua negara tersebut.
Bahkan
pada akhir abad ke 19, dengan dibukanya perkebunan-perkebunan baru di Sumatra
Timur, pemerintah kolonial Belanda mengirim ribuan orang Jawa ke Sumatra untuk
diperkerjakan sebagai buruh di perkebunan seperti perkebunan tembakau maupun
juga pabrik gula. Ekspor orang Jawa ternyata tidak hanya ke Sumatra Timur
tetapi juga ke Suriname, Kaledonia Baru dan juga Vietnam. Pemerintah kolonial
Belanda menutupi praktek ekspor manusia ini dengan bungkus program Politik Etis
atau Balas Budi yang mereka sebarluaskan akan meningkatkan kesejahteraan rakyat
Indonesia. Perluasan perkebunan yang sangat cepat, dan berdirinya pabrik
pengolahan hasil perkebunan, telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan tenaga
kerja. Jumlah buruh perkebunan dari Jawa ternyata belum mencukupi sehingga
pemerintah kolonial Belanda pada saat yang bersamaan juga mendatangkan tenaga
kerja dari Cina. Kehidupan buruh perkebunan sangatlah berat dan menderita
disebabkan oleh rendahnya upah dan buruknya kondisi kerja. Bahkan seringkali
mereka tidak dibayar karena uang gaji mereka dirampas oleh para mandor, dan
kekurangan bahan makanan dan pakaian menjadi pemandangan umum yang dapat
dilihat di perkebunan-perkebunan masa itu. Para buruh yang tidak tahan atas
beratnya penderitaan banyak yang melarikan diri, namun kemudian mereka akan
mendapatkan siksaan yang berat ketika berhasil ditemukan atau ditangkap. Hal
ini menjadi legal karena pemerintah kolonial Belanda menerbitkan Koelie
Ordonantie yang memberikan hak secara legal kepada para pemilik perkebunan
untuk memberikan hukuman kepada para buruhnya yang membangkang atau melawan.
Perempuan
Jawa dan Cina pada waktu itu juga banyak yang diperdagangkan, dipaksa menjadi
pelacur di wilayah perkebunan dan ada yang menjadi wanita simpanan para mandor
dan pegawai perkebunan yang berkebangsaan Belanda. Pemerintah kolonial juga
menggunakan migrasi sebagai jalan keluar untuk menyalurkan keresahan sosial
sebagai akibat dari penghisapan ekonomi dan tekanan penduduk di banyak daerah
pedesaan di Jawa dengan cara memindahkan mereka ke pulau-pulau luar Jawa.
Catatan penting pada masa kolonial bahwa migrasi yang berlangsung pada waktu
itu sepenuhnya didominasi oleh kebijakan kolonial yang diabdikan untuk
kepentingan negeri kolonial Terutama dalam hal pengerahan atau mobilisasi
tenaga kerja murah ke tempat-tempat di mana sumber keuntungan kolonial berada,
dan pada saat yang bersamaan telah membawa jutaan manusia dari berbagai asal
usul etnis dan bangsa ke dalam situasi penderitaan yangsangat berat.
>>
MASA PASCA KOLONIAL
Sekalipun Indonesia telah menjadi sebuah negeri merdeka dan berdiri sendiri semenjak 17 Agustus 1945, namun keadaan ekonomi, politik dan kebudayaan tidak mengalami perubahan secara mendasar. Pada kenyataannya, ekonomi Indonesia masih tetap di bawah dominasi ekonomi kolonial sekalipun tidak secara langsung. Imperialisme (kapitalisme monopoli asing) khususnya Amerika Serikat masih menjadi pihak yang mendominasi Indonesia dalam berbagai aspek khususnya ekonomi. Pada masa Soeharto, Indonesia menjadi sasaran empuk imperialisme asing (AS, Inggris, Jepang) sehingga posisinya tidak lebih sebagai penyedia bahan mentah karena kekayaan alamnya, sumber buruh murah sekaligus pasar yang menggiurkan mengingat penduduknya yang melimpah.
Sekalipun Indonesia telah menjadi sebuah negeri merdeka dan berdiri sendiri semenjak 17 Agustus 1945, namun keadaan ekonomi, politik dan kebudayaan tidak mengalami perubahan secara mendasar. Pada kenyataannya, ekonomi Indonesia masih tetap di bawah dominasi ekonomi kolonial sekalipun tidak secara langsung. Imperialisme (kapitalisme monopoli asing) khususnya Amerika Serikat masih menjadi pihak yang mendominasi Indonesia dalam berbagai aspek khususnya ekonomi. Pada masa Soeharto, Indonesia menjadi sasaran empuk imperialisme asing (AS, Inggris, Jepang) sehingga posisinya tidak lebih sebagai penyedia bahan mentah karena kekayaan alamnya, sumber buruh murah sekaligus pasar yang menggiurkan mengingat penduduknya yang melimpah.
Dampaknya,
ekonomi Indonesia tidak berkembang ke arah yang lebih maju dan tidak memiliki
dasar-dasar untuk memberikan jaminan bagi kesejahteraan rakyatnya. Karena
pembangunan Indonesia sangat tergantung pada modal asing baik berupa bantuan
maupun hutang, dan pada saat yang bersamaan sumber kekayaan alam dikuasai
perusahaan asing, maka tidak pernah ada upaya untuk membangun industri nasional
yang kuat. Negara-negara industri maju tidak pernah mengijinkan tumbuhnya
industri yang kuat di Indonesia. Hal itu akan membuat mereka memiliki pesaing
dari dalam negeri dan barang-barang produksi mereka tidak akan laku karena
Indonesia bisa memproduksi sendiri. Akibatnya kemudian adalah sedikitnya jumlah
pabrik yang didirikan dan ini membuat ketidaksanggupan sektor industri membuka
lapangan pekerjaan dan menyerap angkatan kerja yang sangat melimpah. Inilah
yang membuat mengapa tingkat pengangguran di Indonesia selalu berada di angka
yang sangat tinggi.
Demikian
pula pembangunan pabrik-pabrik hanya terpusat di beberapa kota besar seperti
Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makasar sehingga mengakibatkan
munculnya pola migrasi pertama yang sering dikenal dengan urbanisasi. Laju
urbanisasi bertambah parah ketika pengangguran di pedesaan menggelembung dan
menjadi tidak terkendali. Namun karena meningkatnya laju urbanisasi tidak
disertai dengan kemampuan kota menyerap tenaga kerja maka pengangguran semakin
tidak terpecahkan.
Sementara
pengusaha-pengusaha besar dalam negeri maupun juga asing semakin aktif dan
agresif untuk membuka usaha ekonomi di luar Jawa yang kaya dengan sumber alam
dan memiliki jutaan hektar tanah yang masih belum produktif. Maka banyak
perusahaan besar tersebut dengan bantuan negara membuka perkebunan-perkebunan
besar di luar Jawa terutama untuk ditanami tanaman komoditi ekspor seperti
Sawit, Karet, Kakao dan sebagainya. Perkembangan tersebut seperti juga yang
terjadi di masa kolonial, telah meningkatkan kebutuhan akan tenaga kerja. Hal
inilah yang telah mendorong pemerintah atas persekongkolan dengan para pengusaha,
meluncurkan program transmigrasi dengan alasan kepadatan penduduk, tetapi
sebenarnya adalah upaya memobilisasi tenaga kerja murah dari Jawa untuk membuka
hutan di luar jawa agar dapat digunakan sebagai perkebunan oleh para pengusaha.
Dan kemudian dibungkus dan ditutup-tutupi dengan skema atau pola kemitraan
antara pengusaha dan petani seperti pola Inti dan Plasma.
Keterbelakangan
ekonomi juga terjadi di pedesaan yang merupakan tempat di mana mayoritas rakyat
Indonesia berada. Pengangguran juga meluas di pedesaan sebagai akibat sempitnya
lapangan pekerjaan. Di desa yang menumpukkan ekonominya pada pertanian,
mayoritas kaum tani adalah kaum tani yang tidak bertanah. Kalaupun ada yang
memiliki tanah, maka dalam jumlah yang sangat terbatas sehingga hasilnya tidak
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Keadaan ini terjadi karena tanah-tanah
yang ada di desa rata-rata dikuasai oleh tuan tanah besar, tani kaya dan orang
kaya desa lainnya. Sehingga sedikit sekali kaum tani yang dapat memanfaatkan
tanah bagi kehidupan mereka. Inilah yang menyebabkan kenapa kemiskinan begitu
luas di pedesaan. Program land reform yang sangat penting bagi kaum tani sampai
sekarang belum pernah dijalankan. Kemiskinan di pedesaan inilah yang menjadi
salah satu sebab utama mengapa banyak penduduk desa terutama yang berusia muda
melakukan migrasi baik ke kota-kota besar bahkan migrasi internasional ke
negeri-negeri lain sebagai buruh migran.
Pada
masa pemerintahan Soeharto, laju migrasi internasional meningkat pesat.
Artinya, semakin banyak orang terutama perempuan dan berasal dari keluarga tani
miskin di desa yang menjadi buruh migran di negeri lain seperti Malaysia, Arab
Saudi, Kuwait, Singapura, Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea dan sebagainya. Pada
prakteknya, para buruh migran mengalami penderitaan dan penindasan semenjak
direkrut oleh calo, penyalur atau agen, saat berada di penampungan, selama
bekerja di luar negeri dan sesampainya kembali di Indonesia. Masih berlakunya
ekonomi kolonial di Indonesia telah membuat angkatan kerja yang ada memiliki
tingkat pendidikan dan kecakapan yang sangat rendah. Dengan keadaan seperti
itu, maka bisa dipastikan bahwa sebagian besar buruh migran Indonesia hanya
mengisi jenis pekerjaan dengan tingkat ketrampilan rendah dan upah yang sangat
murah seperti misalnya pembantu rumah tangga.
Pemerintah
yang telah menjadi frustasi karena tidak mampu memecahkan masalah pengangguran
lantas menjadikan ekspor manusia sebagai andalan. Pemerintah beranggapan bahwa
buruh migran menjadi salah satu pemecahan masalah penyediaan lapangan pekerjaan
dan pada saat yang sama peningkatan pendapatan negara. Sesungguhnya mengapa
pemerintah sangat bersemangat menggalakkan ekspor buruh migran, salah satunya
karena merupakan ladang emas bagi para aparaturnya yang korup. Sebagai akibat
berlakunya ekonomi kolonial, maka terjadi perkembangan ekonomi yang tidak
merata : antara desa dengan kota, antar daerah dalam satu propinsi, antar
propinsi, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa.
7. Akibat dari Migrasi
Dengan adanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih
maka banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu dikarenakan di
wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan hidupnya
dan migrasi pun mempunyai dampak-dampaknya juga.
Dari semua faktor-faktor seperti kesehatan, ketidak
nyamanan, wilayah, ekonomi, susah lahan pekerjaan, bencana alam,dan sosial
budaya maka penduduk pun akan berpikir untuk segera melakukan migrasi ketempat
yang menurut ia nyaman dan semua itu demi berkelangsungan hidupnya
Seiring waktu berjalan kota yang diserbu para imigran pun
padat maka timbul lah akibat-akibat dari imigrasi, kebanyakan migrasi di
Indonesia tidak terkendali dikarenakan kurangnya data pada proses migrasi
karena imigran banyak yang melakukan imigrasi iliegal
Berikut ini adalah akibat yang muncul dari migrasi
• Akan terjadi pertikaian didalam suatu kota yang
banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan
sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak
sama, dan memandang suatu nilai orang
• Akan cepatnya terjadi bencana alam, karena apabila
imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan
pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk resapan air pun
berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga wabah penyakit
• Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota
migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa alat
kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun
dimana-mana
• Area perkuburan yang makin sempit dikarenakan lahan
yang letaknya seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat mall, jalan raya
besar, dan juga fasilitas prasarana lainnya
• Lahan pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang
mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan
pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang area penjualannya
sangat sempit
Sumber: http://
mosiolog.blogspot.com
8. 3 jenis struktur penduduk
Komposisi penduduk adalah suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan juga banyak penduduk didalam satu Negara tersebut, dari penduduk tersebut banyaknya, akan dikelompokan pada kriteria-kriteria tertentu
Biasanya dalam pengelompokan itu kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal semua itu dikelompokkan demi tidak terjadi masalah-masalah sepele yang timbul dikarenakan terjadi karena hanya sebuah hal sepele
Dalam suatu keluarga ada kepala keluarga yang mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil yang mempunyai gaji sebesar 3 juta rupiah dalm sebulan didalam suatu pengelompokan penduduk kelurga ini termasuk keluaraga yang cukup mampu
Didalam dunia ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam satu Negara atau wilayah yang dikelompokan berdasarkan umur yaitu:
• Struktur penduduk muda adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya muda struktur ini dimulai dengan umur 0-14 tahun
• Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya dewasa struktur ini dimulai dengan 15-64 tahun
• Struktur penduduk tua adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya tua tidak terdaftar lagi struktur ini dimulai dari 65 tahu keatas/senja
Komposisi penduduk adalah suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan juga banyak penduduk didalam satu Negara tersebut, dari penduduk tersebut banyaknya, akan dikelompokan pada kriteria-kriteria tertentu
Biasanya dalam pengelompokan itu kriteria yang diambil kebanyakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal semua itu dikelompokkan demi tidak terjadi masalah-masalah sepele yang timbul dikarenakan terjadi karena hanya sebuah hal sepele
Dalam suatu keluarga ada kepala keluarga yang mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil yang mempunyai gaji sebesar 3 juta rupiah dalm sebulan didalam suatu pengelompokan penduduk kelurga ini termasuk keluaraga yang cukup mampu
Didalam dunia ada 3 jenis struktur yang dipakai dalam satu Negara atau wilayah yang dikelompokan berdasarkan umur yaitu:
• Struktur penduduk muda adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya muda struktur ini dimulai dengan umur 0-14 tahun
• Struktur penduduk dewasa adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya dewasa struktur ini dimulai dengan 15-64 tahun
• Struktur penduduk tua adalah apabila suatu wilayah atau Negara sebagian besar panduduknya tua tidak terdaftar lagi struktur ini dimulai dari 65 tahu keatas/senja
9. Piramida Penduduk Stasioner Muda dan Tua
Menuliskan bentuk piramidapenduduk,stasioner
muda dan tua
Piramida penduduk adalah suatu diagram yang digambarkan dengan bentuk piramida yang mempunyai arti dalam mengukur suatu kependudukan di dalam satu Negara biasanya dalam pengukuran tersebut dikelompokan tertantu seperti usia, jenis kelamin, dan tahun lahir selain itu Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total Dengan mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.
Distribusi segitiga
Distribusi piramida penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi eksponensial. Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.


penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Stasioner muda dan tua
Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
• Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
PIRAMIDA STASIONER,MUDA DAN TUA Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlahpenduduk pada tiap kelompok umur (muda,dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida
ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama ataurata di tiap kelompok umur.Pada umumnya, bentuk piramida semacam initerdapat di negara-negara Eropa yang telah lamamaju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkatkematian yang rendah.
Piramida penduduk adalah suatu diagram yang digambarkan dengan bentuk piramida yang mempunyai arti dalam mengukur suatu kependudukan di dalam satu Negara biasanya dalam pengukuran tersebut dikelompokan tertantu seperti usia, jenis kelamin, dan tahun lahir selain itu Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total Dengan mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.
Distribusi segitiga
Distribusi piramida penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi eksponensial. Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.


penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Stasioner muda dan tua
Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
• Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
PIRAMIDA STASIONER,MUDA DAN TUA Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlahpenduduk pada tiap kelompok umur (muda,dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida
ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama ataurata di tiap kelompok umur.Pada umumnya, bentuk piramida semacam initerdapat di negara-negara Eropa yang telah lamamaju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkatkematian yang rendah.
• Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah
penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Kegunaan
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Cara Menghitung
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Rumus
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
Contoh
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan, di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur Jumlah Penduduk
0-14 63 206 000
15-64 13 3057 000
65+ 9 580 000
Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan Rasio Ketergantungan
RKTot 54,7
RKMuda 47,0
RKTua 7,2
Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Kegunaan
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Cara Menghitung
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Rumus
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
Contoh
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan, di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur Jumlah Penduduk
0-14 63 206 000
15-64 13 3057 000
65+ 9 580 000
Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan Rasio Ketergantungan
RKTot 54,7
RKMuda 47,0
RKTua 7,2
Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
10. Perkembangan Budaya Indonesia
1. Pada Masyarakat
Dari
beberapa penjelasan yang dijelaskan diatas bahwa pengertianKebudayaan sebagai
suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya
untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi
pedoman bagi tingkah lakunya. Penetrasi kebudayaan pada zaman sekarang sudah
jauh berbeda dengan budaya Indonesia sebelumnya, contohnya pada Budaya barat
yang sekarang terus mengerus kebudayaan asli Indonesia sendiri, misalnya
hilangnya rasa hormat anak kepada orangtuanya, budaya sungkeman sudah dilihat
jarang, budaya berpacaran yang berlebihan hingga berimbas kepada sex bebas.
Ini
semua merupakan kendala bagi moral penerus bangsa yang nantinya merusak moral,
hingga bangsa sendiri. Semoga Negara tidak buta melihat fakta ini.
2. Pada Pemerintah.
Budaya
yang berada pada pemerintah pasti tidak hilang dari budaya politik, namun
budaya politik yang sehatlah yang dapat merubah dari keterpurukan menuju
kesejahteraan masyarakatnya.
Pada
tahun terdahulu, saat para Pahlawan dan pemuda berjuang mati-matian demi
memerdekakan Negara ini, kekuatan NASIONALISME yang kuat mereka bisa mewujudkan
keinginan mereka, namun sekarang berbeda 180 derajat, Budaya politik sudah
tidak sehat, para pemegang kekuasaan hanya memikirkan perut mereka sendiri yang
hingga akhirnya rakyat yang menjadi korbanya, budaya dipemerintahan sekarang
hanyalah ucapan kosong para pejabat yang manis saat awal pencalonan, namun
pahit disaat menjabat bagi para rakyatnya.
Kelalaian
demi kelalaian terjadi, kemiskinan meningkat, kisruh masyarakat meruak, hingga
nyawa rakyat tak tahan kuat untuk hidup alias meninggal dunia. Kemana selama
ini pemerintah, Indonesia melakukan rencana yang hanya bagus diawal saja, namun
terbengkalai diakhirnya hingga mungkin hilang biaya rencana alias (Korupsi).
Seperti
yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun.
Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek
moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk
indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun
dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya
Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin
berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia.
Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini
telah berkembang menjadi masyarakat modern namun akhir-akhir ini indonesia
semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat
luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.
>>
Keterbatasan lingkungan (environment scarcity)
Penerapan
teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan expansif
dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal mungkin,
mesin-mesin berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya, mendorong
pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal waktu. Pembabatan
dhutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan malam, demikian juga
mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan mentah menjadi
barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah yang
diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya
mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan
kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.
Di samping itu
penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas lingkungan
geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber daya alam
yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang dengan
peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan digunakan
tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk setempat.
Didalam
budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah
mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan
tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara
lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain:
1. batik
dari jawa oleh Adidas
2. Naskah
kuno dari riau oleh pemerintah malaysia
3. Naskah
kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
4. Naskah
kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia
5. Naskah
kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia
6. rendang
dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal
bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda
8. Sambal
petai dari riau oleh oknum WN belanda
9. tempe
dari jawa oleh beberapa perusahaan asing
10. lagu
rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia
11. Tari
reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
12. Lagu
soleram dari riau oleh pemerintah malaysia
13. Lagu
injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia
14. Alat
musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia
15. Tari
kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
16. tari
piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
17. Lagu
kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia
18. Lagu
anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia
19. Kursi
taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis
20. Pigura
dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris
21. Motif
batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia
22. Desain
kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika
23. Produk
berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd
24. Badik
tumbuk lada oleh pemerintah malaysia
25. kopi
gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda
26. kopi
toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang
27. Musik
indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia
28. Kain
ulos oleh malaysia
29. alat
musik angklung oleh pemerintah malaysia
30.Lagu
jali-jali oleh pemerintah malaysia
31. tari
pendet dari bali oleh pemerintah malaysia
Dari data
tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang
memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat
indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya indonesia. dan
sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk
perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan
pentingnya pengetahuan budaya indonesia.
Didalam
budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah
mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan
tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara
lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain:
1. batik
dari jawa oleh Adidas
2. Naskah
kuno dari riau oleh pemerintah malaysia
3. Naskah
kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
4. Naskah
kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia
5. Naskah
kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia
6. rendang
dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal
bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda
8. Sambal
petai dari riau oleh oknum WN belanda
9. tempe
dari jawa oleh beberapa perusahaan asing
10. lagu
rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia
11. Tari
reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
12. Lagu soleram
dari riau oleh pemerintah malaysia
13. Lagu
injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia
14. Alat
musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia
15. Tari
kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
16. tari
piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
17. Lagu
kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia
18. Lagu
anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia
19. Kursi
taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis
20. Pigura
dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris
21. Motif
batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia
22. Desain
kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika
23. Produk
berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd
24. Badik
tumbuk lada oleh pemerintah malaysia
25. kopi
gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda
26. kopi
toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang
27. Musik
indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia
28. Kain
ulos oleh malaysia
29. alat
musik angklung oleh pemerintah malaysia
30.Lagu
jali-jali oleh pemerintah malaysia
31. tari
pendet dari bali oleh pemerintah malaysia
Dari data
tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang
memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat
indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya indonesia. dan
sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk
perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan
pentingnya pengetahuan budaya indonesia.
11. Perkembangan Budaya Barat
Budaya
Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban
Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang
berasalEropa.
Istilah
"budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai
etika, adat istiadat, keyakinanagama, sistem politik, artefak budaya khusus,
serta teknologi. Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat
ditujukan terhadap:
>> Pengaruh
budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam
hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan
tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik,
dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang
dikembangkan oleh filosofi
Helenistik, skolastisisme,humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran
politik, argumen rasional umum yang mendukungkebebasan
berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan
nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
>> Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani,
adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.
>> Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika
dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama
masa Romantisisme.
Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan
definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah
himpunansastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan
pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat.
Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat
dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti
negara-negara di benua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa
Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai
penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.
Beberapa
kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandingan penting
(seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme buday sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar